Asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil sangat beragam, salah satunya vitamin D. Nutrisi ini tidak hanya membuat tubuh bunda terhindar dari infeksi saja, tetapi juga berperan penting dalam metabolisme tulang melalui keseimbangan jumlah kalsium dan fosfat.
Vitamin D dapat diproduksi secara alami oleh tubuh ketika terpapar sinar matahari. Selain itu, vitamin D bisa ditemukan pada makanan laut, telur, susu dan keju. Meski begitu, masalah kekurangan vitamin D masih banyak terjadi pada ibu hamil.
Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kehamilan dan berisiko menimbulkan komplikasi, seperti preeklampsia, gangguan toleransi glukosa hingga meningkatkan risiko persalinan caesar. Berdasarkan informasi dari sebuah jurnal yang diterbitkan di BMC Pregnancy and Childbirth tentang status vitamin D pada ibu hamil, menunjukkan bahwa lebih dari 95% individu memiliki status vitamin D rendah.
Kenali manfaat asam folat untuk ibu hamil - Medikacare
Bahaya kekurangan vitamin D saat hamil
Perlu bunda ketahui, bayi di dalam kandungan mendapatkan asupan vitamin D dari bunda. Artinya, jika bunda mendapatkan jumlah asupan vitamin D yang cukup, itu akan membuat janin berkembang dengan baik dan sehat.Akan tetapi, jika tubuh bunda kekurangan asupan vitamin D, maka akan ada berbagai masalah kesehatan terkait dengan kehamilan yang bisa muncul seperti berikut:
1. Preeklampsia
Preeklampsia terjadi ketika ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi dan terdapat protein di dalam urine. Umumnya, kondisi ini terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Namun, pada beberapa kasus preeklampsia juga bisa terjadi lebih awal atau setelah melahirkan.Menurut beberapa penelitian, preeklampsia lebih berisiko terjadi pada ibu hamil yang kekurangan vitamin D. Maka dari itu, selama kehamilan bunda disarankan untuk mencukupi kebutuhan vitamin D guna mencegah terjadinya preeklampsia.
Preeklampsia pada ibu hamil - Medikacare
2. Infeksi bakteri vaginosis
Ibu hamil yang terinfeksi bakteri vaginosis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin D yang tercukupi dapat meminimalisir risiko kelahiran prematur pada ibu hamil yang terinfeksi bakteri vaginosis.3. Gangguan toleransi glukosa
Berdasarkan sebuah jurnal yang diterbitkan dalam National Center of Biotechnology Information, Ameriksa Serikat, menyebutkan bahwa diabetes gestasional dan gangguan toleransi glukosa pada kehamilan memengaruhi 3 hingga 6 persen dari semua kehamilan.Menurut studi dari American Diabetes Association, defisiensi vitamin D pada kehamilan kerap dikaitkan dengan peningkatkan risiko diabetes gestasional dan defisiensi vitamin D neonatus.
4. Risiko persalinan caesar
Kekurangan vitamin D dapat membuat bunda berisiko melahirkan secara caesar. Selain itu, ibu hamil dengan vitamin D yang lebih rendah membutuhkan lebih banyak obat penghilang rasa sakit saat persalinan caesar, dibandingkan ibu hamil dengan vitamin D yang tinggi. Dengan begitu, mencukupi kebutuhan vitamin D bisa menjadi salah satu pencegah risiko persalinan caesar.Pentingnya mengonsumsi vitamin D
Selama ini, biasanya ibu hamil hanya disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat saja. Padahal, mengonsumsi vitamin D tak kalah penting dan memiliki banyak manfaat. Suplementansi vitamin D selama kehamilan akan meningkatkan kadar vitamin D, sehingga bunda dapat terhindar dari beberapa dampak yang telah disebutkan di atas.Tidak hanya itu, vitamin D memiliki beragam manfaat pada janin. Contohnya mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, meningkatkan kecerdasannya, hingga mencegah bayi terlahir dengan berat badan rendah.
Hal yang terpenting, kebutuhan harian vitamin D tidak cukup jika hanya berjemur di bawah sinar matahari pagi saja. Bunda juga perlu mengonsumsi nutrisi dari makanan sehat dan bergizi seimbang, serta tambahan suplemen vitamin D. Namun, dosis vitamin D untuk ibu hamil tidak boleh lebih dari 1.000 IU setiap harinya.
